Media Pembelajaran Roda Putar
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, roda adalah “barang bundar (berlingkar dan biasanya berjeruji)” (Jaelani, 2012, hlm. 11). Artinya, roda adalah obyek berbentuk bundar atau lingkaran. Sedangkan putar dalam Kamus Bahasa Indonesia mempunyai definisi “gerakan berpusing atau berputar; berkitar; berganti arah; berbelok; berkeliling” (Jaelani, 2012, hlm. 12). Artinya, putar adalah gerakan berkeliling atau berganti arah. Sehingga dapat ditarik garis besar bahwa secara leksikal, roda putar adalah obyek berbentuk bundar atau lingkaran yang dapat menghasilkan suatu gerakan berkeliling atau berganti arah. Dengan kalimat lain, roda putar adalah obyek berbentuk bundar atau lingkaran yang dapat diputar.
Wahyuni (2017, hlm. 2) menyatakan bahwa “media roda keberuntungan (putar) adalah sebuah media berbentuk roda yang dapat diputar dan dibagi menjadi beberapa sektor/bagian yang di dalamnya terdapat kartu soal”. Aulia (2016, hlm. 12) menyatakan bahwa “roda keberuntungan (putar) adalah media pembelajaran yang menggunakan sebuah lingkaran yang terbagi menjadi beberapa sektor”. Pada sektor tersebut terdapat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa yang dicantumkan dalam bentuk nomor tertentu pada sektor dalam lingkaran tersebut. Pada penggunaan roda putar melibatkan seluruh siswa sehingga dapat membuat siswa lebih aktif, interaktif, proses pembelajaran menjadi lebih optimal serta menyenangkan”.
Berdasar sejumlah pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media roda putar adalah media permainan berupa roda atau lingkaran yang terbagi menjadi beberapa sektor atau bagian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan. Pada penggunaannya, media ini dapat menarik perhatian, minat, dan motivasi belajar, membuat siswa aktif, interaktif, meningkatkan pemahaman, serta proses pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan dan optimal.
Ginnis (dalam Aulia, 2016, hlm. 28-29) menyebutkan langkah-langkah penggunaan media roda keberuntungan (putar), sebagai berikut:
1. Buat satu set kartu dengan sebuah pertanyaan di sisi depan dan angka di sisi belakang. Kartu dibuat sebanyak jumlah siswa di dalam kelas.
2. Buat media roda keberuntungan (putar) dari karton, dan bagi roda tersebut menjadi sektor-sektor atau bagian-bagian sesuai dengan jumlah kartu yang telah dibuat, kemudian beri angka pada sektor-sektor tersebut. Selanjutnya, buat anak panah dari karton dan paku pines yang berfungsi sebagai pemutar pada media. Hasilnya nampak seperti roda twister.
3. Siswa duduk membentuk lingkaran besar. Kartu disebar dengan sisi angka berada di atas.
4. Salah satu perwakilan dari siswa maju ke depan kelas untuk memutar media roda tersebut. Setelah anak panah menunjuk pada sebuah angka, siswa tersebut mengambil kartu sesuai dengan angka yang didapat dari media roda tersebut. Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu tersebut.
5. Guru berdiskusi dengan seluruh siswa di kelas. Jika siswa menjawab pertanyaan dengan banar, maka kartu tersebut dianggap hangus. Jika sebaliknya, maka kartu tersebut dikembalikan lagi agar siswa lain dapat mencoba untuk menjawab pertanyaan pada kartu tersebut.
6. Siswa memutar media roda secara bergantian. Siswa yang sudah memutar dan menjawab pertanyaan menunjuk siswa lain untuk memutarnya. Jika siswa selanjutnya mendapat angka yang hangus, maka siswa tersebut harus memutarnya kembali hingga mendapatkan angka yang belum hangus.
Ginnis (dalam Aulia, 2016, hlm. 29) menyatakan keunggulan yang diperoleh roda keberuntungan (putar), sebagai berikut:
1. Media roda keberuntungan (putar) ini dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi.
2. Media roda keberuntungan (putar) merupakan permainan yang menantang dan sangat familiar serta dapat membangkitkan semangat siswa.
3. Media ini sangat bagus digunakan dalam persiapan ujian.
4. Melatih ingatan dan kecepatan berpikir siswa.
5. Melatih pemahaman dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi siswa, sehingga hasil belajar akan meningkat.
Adapun kekurangan dari media putar menurut Aulia (2016, hlm. 29), antara lain:
1. Membutuhkan waktu yang banyak saat memainkannya.
2. Guru memerlukan lebih banyak tenaga, ruang, dan waktu.
3. Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang memadai agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar.
Referensi
Aulia, A. (2016). Penerapan Metode Pembelajaran Tanya-Jawab dalam Bentuk Roda Keberuntungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Tanjung Kabupaten Ogan Ilir. [Online]. Diakses dari: https://ift.tt/2H4yuwB.
Jaelani, M. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Al Qur’an melalui Penggunaan Rotar (Roda Putar) Siswa Kelas III SD Negeri 2 Pegulon Kendal. [Online]. Diakses dari: https://ift.tt/2EcqHtB.
Wahyuni, D. (2017). Pengaruh Penggunaan Media Permainan Roda Keburuntungan terhadap Kemampuan Menulis Hanzi pada Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri Cerme Tahun Ajaran 2016/2017. [Online]. Diakses dari: https://ift.tt/2H4ZziW.
0 komentar:
Posting Komentar