Faktor Kesulitan Menulis Ilmiah
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pada penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah, banyak orang yang merasa kesulitan dalam menetapkan ide dasar untuk dijadikan fokus bahasan dan menuliskannya sebagai dokumen karya tulis ilmiah. Faktor kesulitan ini diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya masalah intelektual yang direfleksikan dalam karya tulis ilmiah.
Meluasnya masalah intelektual yang direfleksikan dala sebuah karya tulis ilmiah, secara psikologis terkondisikan oleh sejumlah faktor penyebab, seperti:
1. Lemahnya kemampuan dasar dalam membangun konstruksi pengetahuan yang sesuai dengan dasar-dasar filsafat ilmu.
2. Tidak lengkapnya pedoman penulisan ilmiah dalam menjelaskan cara penulisan ilmiah yang sesuai dengan hukum pengetahuan dalam dimensi epistemologi, ontologi, dan aksiologi (the fundamentals of scientific writing).
3. Kurang memahami dasar-dasar filsafat ilmu dan kognitivisme.
4. Lemahnya pengertian dalam dimensi metodologi riset.
5. Kurangnya membaca buku referensi yang relevan dengan pokok bahasan (scientific exploration).
6. Lemahnya kemampuan dalam menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Hal-hal tersebut dapat terjadi karena buku pedoman penulisan ilmiah yang dikeluarkan perguruan tinggi sifatnya hanya penjelasan umum tentang susunan dokumen karya tulis ilmiah. Hasil eksplorasi terhadap isi pedoman penulisan ilmiah yang digunakan di sejumlah perguruan tinggi, isinya kurang menjelaskan dasar-dasar penulisan ilmiah yang sesuai dengan kriteria keilmiahan yang berbasis filosofis dan psikologis. Sebaliknya, banyak menjelaskan kriteria prosedural dan teknikal, mencakup (1) struktur dan format dokumen formal karya tulis ilmiah, (2) protokol teknis penyusunan karya tulis ilmiah, dan (3) teknis yang mengatur penulisan abstrak, daftar pustaka, dan teknis penulisan lainnya. Hal ini mengundang multitafsir, sehingga cenderung mengondisikan menulis karya tulis ilmiah dengan berorientasi terhadap struktur dokumen formal karya tulis ilmiah.
Kondisi demikian mendorong seseorang menggunakan teknis penulisan ilmiah dengan modus berpikir imitatif (imitative thinking), yang secara psikologis mengkondisikan sikap mental plagiarisme selama proses penulisan ilmiah. Sikap mental plagiarisme bula diatasi secara edukatif dengan memahami dasar dan peranan filsafat ilmu, terutama filsafat konstruktivisme dan teori kognitivisme. Kemudian, memahami teori-teori yang relevan dengan rumpun ilmu yang akan dijadikan pokok bahasan dalam karya tulis ilmiah.
Untuk kepentingan ini, para intelektual telah menetapkan seperangkat keilmiahan guna dijadikan pedoman penyusunan dan cara penulisan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan hukum ilmu pengetahuan. Secara teoritis, seperangkat keilmiahan yang dijadikan sebagai pedoman penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah, yaitu (1) kriteria konseptual, (2) kriteria prosedural, dan (3) kriteria teknikal.
Perangkat kriteria tulisan ilmiah tersebut, bisa digunakan untuk mencegah terjadinya masalah intelektual dalam proses penyusunan dan penulisan ilmiah. Untuk itu, secara lengkap prosedur, mekanisme, serta seni penyusunan dan penulisan ilmiah yang sesuai dengan perangkat kriteria keilmiahan, dalam lingkup:
1. Kriteria prosedural, yang mengatur prosedur dan mekanisme penyusunan karya tulis ilmiah.
2. Kriteria teknikal, yang mengatur cara dan teknis penulisan karya tulis ilmiah.
3. Seni penulisan ilmiah yang sesuai dengan kriteria konseptual.
0 komentar:
Posting Komentar