SUARAPGRI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengaku pusing terkait dengan krisis tenaga guru yang terjadi saat ini.
Muhadjir Effendy harus berpikir keras agar kekurangan tenaga guru di seluruh Indonesia bisa diatasi.
“Saya pusing mikirin guru. Hampir tiap malam saya berpikir bagaimana agar masalah guru ini bisa diselesaikan,” ucap Mendikbud Muhadjir di depan para kepala sekolah se-Kabupaten Bogor di Kampus Al Madinah, beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, tahun 2108 mendatang akan ada 270 ribu guru PNS yang pensiun. Jika hal itu tidak diatasi, tentu akan mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar.
“Tujuh tahun tidak ada rekrutmen guru PNS. Dampaknya jumlah guru semakin berkurang. Guru yang pensiun tidak terisi karena adanya moratorium,” jelas Menteri Muhadjir.
Menurutnya, pihaknya sudah mengajukan usulan pengangkatan guru, baik lewat jalur CPNS maupun kontrak.
Dia berharap usulan itu disetujui karena jumlah guru semakin berkurang.
“Sementara ini kami masih mengandalkan sistem zonasi. Guru harus siap dirotasi ke mana saja. Jangan hanya merasakan sekolah yang bagus, tetapi harus ke sekolah tidak bagus juga. Dengan demikian, ada keinginan untuk mengubah sekolah tidak favorit menjadi sekolah bagus,” pungkasnya. (sumber: fajar.co.id)
Muhadjir Effendy harus berpikir keras agar kekurangan tenaga guru di seluruh Indonesia bisa diatasi.
“Saya pusing mikirin guru. Hampir tiap malam saya berpikir bagaimana agar masalah guru ini bisa diselesaikan,” ucap Mendikbud Muhadjir di depan para kepala sekolah se-Kabupaten Bogor di Kampus Al Madinah, beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, tahun 2108 mendatang akan ada 270 ribu guru PNS yang pensiun. Jika hal itu tidak diatasi, tentu akan mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar.
“Tujuh tahun tidak ada rekrutmen guru PNS. Dampaknya jumlah guru semakin berkurang. Guru yang pensiun tidak terisi karena adanya moratorium,” jelas Menteri Muhadjir.
Menurutnya, pihaknya sudah mengajukan usulan pengangkatan guru, baik lewat jalur CPNS maupun kontrak.
Dia berharap usulan itu disetujui karena jumlah guru semakin berkurang.
“Sementara ini kami masih mengandalkan sistem zonasi. Guru harus siap dirotasi ke mana saja. Jangan hanya merasakan sekolah yang bagus, tetapi harus ke sekolah tidak bagus juga. Dengan demikian, ada keinginan untuk mengubah sekolah tidak favorit menjadi sekolah bagus,” pungkasnya. (sumber: fajar.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar