Meriam Bambu
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Meriam bambu merupakan permainan tradisional khas Melayu yang cukup populer serta dikenal di sejumlah daerah Melayu, termasuk Indonesia. Selain dikenal dengan istilah meriam bambu, di sejumlah daerah permainan ini dikenal juga dengan sebutan yang beragam, seperti di Pangkal Pinang dikenal dengan sebutan bedil bambu, di Minangkabau dikenal dengan meriam betung atau badia batuang, di Aceh disebut dengan bahasa lokal te’t beude trieng, di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur lebih familiar dikenal dengan sebutan mercon bumbung atau long bumbung, di Banten dan sejumlah daerah lain di tanah Sunda dikenal dengan bebeledugan, sementara di Gorontalo, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur lainnya menyebut permainan ini dengan nama bunggo. Permainan meriam bambu biasanya dimainkan oleh anak laki-laki dalam rangka memeriahkan bulan puasa, menjelang hari raya, dan peringatan hari besar agama maupun adat.
Asal-usul permainan meriam bambu diduga terinspirasi dari senjata yang digunakan oleh bangsa Portugis ketika berupaya menduduki wilayah Nusantara pada abad ke-6 Masehi. Meriam adalah salah satu senjata modern yang dimiliki Portugis kala itu. Bagi kalangan pribumi pada masa itu, kehadiran meriam menjadi perhatian tersendiri. Orang pribumi yang melancarkan perlawanan kepada Portugis kala itu sangat takjub dan terheran melihat keampuhan meriam yang dapat melontarkan bola panas dan mampu menimbulkan efek merusak yang sangat mematikan.
Merujuk pada asal-usul tersebut, permainan meriam bambu diwujudkan dalam bentuk meriam yang dibuat dari bahan bambu. Cara memainkannya nyaris sama sama dengan penggunaan meriam sungguhan, yakni dengan menyulut lubang yang ada di bagian pangkal bambu dengan api. Kendati dapat berpotensi membahayakan, permainan ini sangat digemari oleh anak-anak dan remaja laki-laki di banyak daerah di Indonesia.
Pada prinsipnya, permainan meriam bambu bukan tergolong dalam permainan yang bersifat kompetisi, melainkan hanya untuk hiburan semata. Tidak hanya itu, permainan meriam bambu sudah menjadi tradisi turun-temurun dimainkan secara rutin, dalam perhelatan secara massal, pada momen-momen tertentu, misalnya pada sepanjang bulan Ramadan, hari raya, maupun hari-hari besar keagamaan lainnya, dan pada beberapa acara adat.
Sesuai dengan namanya, bahan utama untuk membuat meriam bambu adalah batang pohon bambu. Usia batang bambu, ukuran besar diameter bambu, dan ukuran panjang batang bambu akan mempengaruhi keras atau tidaknya letusan yang akan dihasilkan. Selain bambu sebagai bahan utama, ada beberapa peralatan lain yang harus disiapkan untuk membuat meriam bambu, antara lain parang untuk menebas dan membersihkan batang bambu, tali atau karet yang diambil dari ban motor bagian dalam untuk mengikat batang bambu, linggis untuk melubangi bambu, secarik kain, sebatang kayu kecil untuk menyulut meriam bambu, serta minyak tanah atau karbit yang ditambahkan dengan air dan garam sebagai bahan bakarnya.
Cara pembuatan meriam bambu, mula-mula siapkan batang bambu dan potong dengan ukuran panjang sesuai selera, biasanya antara 1,5-2 meter atau 3-4 ruas, dan diameter berukuran sekitar 4 inci. Kemudian, permukaan batang bambu dilubangi dengan jarak sekitar 10 cm dari pangkal bambu. Besarnya diameter lubang diperkirakan sebesar ibu jari. Lubang ini yang akan menjadi tempat untuk menyulut meriam bambu. Langkah selanjutnya, ikat kuat-kuat sekitar sambungan ruas bambu dengan tali atau karet ban untuk memperkuat kapasitas bambu dari tekanan tenaga yang dihasilkan ketika disulut. Sambungan ruas di antara pangkal dengan ujung meriam kemudian dilubangi dengan menggunakan linggis. Sambungan ruas bagian dalam harus dipastikan dilubangi dengan baik dan hampir rata dengan diameter bambu. Hal ini sangat penting agar tekanan yang dihasilkan tidak tertahan, sehingga membuat bambu mudah pecah ketika dibunyikan.
Setelah meriam bambu selesai dibuat, maka sudah siap untuk dibunyikan. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa minyak tanah atau karbit yang dicampur air dengan takaran tertentu. Jika memakai air karbit, dapat pula ditambahkan sedikit garam untuk memperbesar suara dentuman. Cara mendentumkan meriam bambu adalah dengan menuangi minyak tanah atau air karbit ke dalam lubang tempat penyulutan. Kemudian, kayu yang sudah dililit dengan kain dan dicelupkan ke minyak lalu diberi api, digunakan sebagai alat penyulut. Sebaiknya berhati-hati dalam melakukan permainan ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Untuk memainkan meriam bambu ini sebaiknya dilakukan oleh orang laki-laki dewasa. Meriam bambu sangat marak dibunyikan untuk memeriahkan bulan puasa dan untuk menyambut hari raya Idul Fitri, terutama pada malam takbiran atau malam sebelum Lebaran tiba. Selain itu, beberapa kalangan masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia dan negeri Melayu serumpun juga menggelar acara permainan meriam bambu dalam rangka peringatan hari-hari besar keagamaan, acara adat, seperti khitanan, perkawinan, dan upacara adat lainnya.
Tempat yang digunakan untuk membunyikan meriam bambu secara umum dibunyikan di tempat-tempat yang luas dan jauh dari pemukiman penduduk, seperti lapangan, kebun, sawah, ladang, dan sebagainya.
Meskipun mengandung resiko yang membahayakan, permainan meriam bambu mengandung nilai-nilai luhur dalam ranah budaya Melayu yang sangat berguna bagi masyarakat. Sejumlah nilai luhur yang terkandung dalam permainan meriam bambu, sebagai berikut:
1. Memaknai perayaan hari besar
Permainan meriam bambu dilakukan sebagai salah satu cara untuk menyambut datangnya hari-hari besar, seperti bulan Ramadan, hari raya, hari besar keagamaan, atau hari besar adat.
2. Wujud syukur dan kegembiraan
Sebagai wujud syukur dan ungkapan kegembiraan atas perjuangan dan keberhasilan yang diperoleh, misalnya sebagai ungkapan syukur telah berhasil menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
3. Melestarikan tradisi
Permainan meriam bambu adalah salah satu dari sekian banyak kekayaan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Melayu sehingga sangat perlu untuk dilestarikan agar tidak punah tergerus perkembangan zaman.
4. Melatih kreativitas
Meriam bambu bukanlah permainan yang dapat dibeli dengan mudah seperti kebanyakan permainan modern yang ada saat ini. Untuk dapat memainkan meriam bambu seseorang harus membuatnya sendiri. Proses pembuatan meriam bambu inilah yang menjadi proses kreatif.
5. Melatih keberanian
Memainkan meriam bambu memang mengandung resiko bahaya, namun jika tetap berhati-hati dan selalu waspada dalam memainkan, justru dapat melatih keberanian seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar