Keterampilan Mengelola Kelas
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Mengelola kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang kondusif serta mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang kondusif bagi terjadinya proses pembelajaran ini, misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang membuat perhatian kelas teralihkan, memberikan ganjaran kepada peserta didik yang telah melakukan tugasnya dengan baik, atau menetapkan norma kelompok yang harus ditaati bersama. Pengelolaan kelas merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Suatu kondisi belajar yang kondusif dapat tercapai jika guru mengatur peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta hubungan interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik.
Menurut Ahmad (1995, hlm. 2) tujuan pengelolaan kelas, sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik.
Adapun tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah, 2006, hlm. 170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan, yakni:
1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik untuk belajar.
3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.
Menurut Darmadi (2010, hlm. 6-7) terdapat sejumlah peran guru dalam pengelolaan kelas, yaitu:
1. Memelihara lingkungan fisik kelas.
2. Mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial peserta didik di dalam kelas.
3. Mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua, yakni preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Pada keterampilan preventif berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan:
1. Menunjukkan sikap tanggap
Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang telah memperhatikan peserta didik, sehingga peserta didik merasa bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam menunjukkan sikap tanggap ini dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada sejumlah kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam membagi perhatian yaitu melalui visual dan verbal.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Seorang guru harus mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga peserta didik tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan yaitu dengan menyiagakan peserta didik atau memusatkan pada suatu topik dan menuntut tanggung jawab peserta didik untuk memperagakan alat atau melaporkan hasil diskusi.
4. Memberikan petunjuk yang jelas
Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan tugas atau perintah.
5. Menegur
Peserta didik yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran harus tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina. Namun, teguran ini dapat disepakati bentuknya saat membuat aturan-aturan tertentu antara peserta didik dan guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam menasehati peserta didik terhadap kelas maupun perorangan.
6. Memberikan penguatan
Segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang.
Pada keterampilan represif berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan, di antaranya:
1. Modifikasi tingkah laku
Guru harus menganalisis tingkah laku peserta didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
2. Pengelolaan kelompok
Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas, antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku peserta didik yang mengganggu kegiatan di kelas akan menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal, maka seorang guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya dengan cara memindahkan benda-benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan.
Referensi
Ahmad, D. (1955). Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Bandung: Depdiknas.
Darmadi, H. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, S. B. (2006). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar