Tokoh Psikoanalisis Sigmund Freud
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg (saat ini Czech Republik) dan meninggal pada tanggal 23 September 1939. Ayahnya Jacob Freud merupakan seorang pedagang wol. Pada saat Freud berumur empat (4) tahun, perdagangan ayahnya mengalami kerugian. Akhirnya Freud dan keluarganya pindah ke Leipzig, Jerman, kemudian pindah lagi ke Vienna (sekarang Austria). Freud merupakan anak sulung dari istri kedua ayahnya. Pada saat Freud dilahirkan, ayahnya berusia 40 tahun, sementara ibunya berusia 20 tahun. Perlakuan ayahnya sangat kasar dan otoriter. Freud mengakui bahwa pada saat kecil, ia memusuhi dan membenci ayahnya. Sementara ibunya bersikap lembut, menarik, melindungi, dan mencintai. Freud merasa sayang kepada ibunya. Kondisi ini mengilhami teorinya tentang konsep Oedipus Complex, sebagai bagian terpadu dari masa kecilnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa teori Freud lahir sebagai refleksi dari pengalaman masa kecilnya.
Freud memiliki tujuh (7) saudara, lima perempuan dan dua laki-laki. Freud seorang pemuda yang mau bekerja keras, senang membaca dan belajar, serta menunjukkan kemampuan intelektual yang cukup brilian. Selama tujuh (7) tahun berturut-turut ia menjadi bintang kelas, menduduki peringkat pertama di kelasnya. Pada bidang bahasa ia menguasai sejumlah bahasa, yakni Jerman, Ibrani, Latin, Perancis, Inggris, Itali, dan Spanyol. Freud bermimpi untuk mencapai kemasyuran melalui berbagai penemuan atau penelitian. Untuk maksud tersebut, dia mencoba membedah 400 belut jantan, untuk meneliti apakah mereka memiliki testis. Penelitian ini ternyata belum membuat dirinya menjadi yang terkenal, sehingga akhirnya dia mengalihkan perhatiannya untuk meneliti manusia.
Pada tahun 1873, Freud masuk Fakultas Kedokteran Universitas Vienna dan pada tahun 1881 ia lulus sebagai dokter dengan yudisium summa cum laude. Setelah ia menamatkan kuliahnya, Freud bergabung dengan salah satu laboratorium psikologis terkenal di Jerman, yakni milik Ernest Bruke. Berkat kerja kerasnya dan keberhasilannya, akhirnya Freud berhasil diangkat menjadi chairman di Bruke Institute of Physiology. Satu tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1882 Freud menikah dengan Martha Bernays dan mulai membangun keluarga yang harmonis. Dari pernikahannya tersebut, Freud dikaruniai enam (6) anak. Salah satunya bernama Anna Freud, yang mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang psikoanalisis terkenal.
Pada tahun yang sama, Freud menjadi salah seorang praktisi kesehatan (dokter) yang berafiliasi dengan Rumah Sakit Umum Viena dan secara khusus menangani masalah kecemasan (nervous diseases) dan menjadi pengajar dalam bidang neuropathology. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1885, Freud mulai mendalami bidang kajian neurology di Salpetriere Hospital, Paris. Selama proses belajar di Paris, Freud di bawah bimbingan Jean Martin Charcot seorang neurolog dan psikiatri asal Perancis. Seperti halnya ahli neurologi lainnya pada kala itu, ia sering membantu orang-orang yang mengalami masalah-masalah kecemasan, seperti rasa takut yang irrasional, obsesi, dan rasa cemas.
Freud sangat tertarik dengan pandangan revolusioner Charcot tentang hysteria. Hingga akhir abad ke-19, hysteria dianggap sebagai penyakit atau gangguan yang hanya menyerang perempuan. Anggapan tersebut, hysteria terjadi karena organ dalam perempuan memanas. Pengobatannya dengan cara mengalirkan air dingin ke dalam organ dalam perempuan tersebut. Tekniknya kala itu cukup mengerikan, yakni perempuan yang mengalami hysteria diikat dan diregangkan kedua kakinya. Hal ini dilakukan agar organ dalamnya bisa dialiri air dingin. Kekaguman Freud akan pandangan Charcot ini adalah pada pandangannya yang percaya bahwa hysteria dapat disembuhkan dengan cara menenangkan penderita hysteria dengan menggunakan teknik hipnosis.
Pada banyak hal Freud sependepat dengan Charcot, termasuk percaya bahwa hysteria dapat terjadi pada laki-laki. Setelah beberapa bulan belajar di klinik milik Charcot di Paris, Freud kembali ke kota asalnya Wina dan mengenalkan cara barunya dalam mengatasi hysteria. Hanya saja, hasil pengalaman Freud selama belajar di klinik Charcot ditolak ketika diajukan ke ikatan dokter di Wina. Tidak hanya itu, Freud bahkan dilarang masuk laboratorium anatomi dan dilarang memberikan kuliah. Penyebabnya gara-gara teori yang diajukannya tentang penanganan penderita hysteria dengan hipnosis.
Akan tetapi, penolakan tersebut tidak menggoyahkan tekad Freud. Karena tidak bisa menjadi peneliti seperti Charcot, maka Freud terpaksa berpraktik dan membuka klinik sendiri. Setidaknya ia realistis bahwa ia perlu uang untuk makan. Pada penolakannya tersebut, Freud tetap yakni bahwa hipnosis adalah kunci pengobatan sakit jiwa (hysteria).
Akhirnya, Freud berkonsultasi dengan banyak psikiater kenamaan saat itu, termasuk Josef Breuer. Pada tahun 1895 Freud dan Breuer menerbitkan buku Studies on Hysteria yang menguraikan terapi komunikasi. Akan tetapi, buku ini dicerca dan mendapat banyak kritikan. Tidak tahan dengan banyaknya cercaan, akhirnya Breuer memutuskan untuk pergi dan berpisah dengan Freud. Sementara, Freud terus melakukan risetnya secara mandiri.
Banyak teknik-teknik hipnosis yang dikembangkan oleh Freud, tidak jarang ide-ide tersebut muncul dari mimpi-mimpi Freud sendiri. Bagi Freud, mimpi adalah perwujudan harapan alam bahwa sadar. Freud pun berpandangan bahwa pemikiran yang dipendam oleh para pasiennya cenderung dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman seksual sejak lahir. Pada kacamatanya, Freud berpandangan bahwa segala hal yang selama ini terlupakan adalah sesuatu yang meresahkan atau menyakitkan dan memalukan menurut standar kepribadian pasiennya.
Atas dasar asumsinya, Freud berencana menghipnosis pasien-pasiennya dengan maksud supaya mereka mengenali peristiwa masa lalu yang memicu masalah kejiwaan mereka. Tetapi ternyata Freud akhirnya menghadapi fakta bahwa teknik hipnosis punya keterbatasan yang sangat menganggu proses terapi. Bahkan beberapa kali pasien justru jatuh cinta kepada Freud setelah sesi hipnosis, Freud menyebut fenomena ini sebagai transference (pemindahan perasaan).
Hal ini menurut Freud terjadi akibat adanya kontak mata yang terjadi antara ia dengan pasien-pasiennya. Inilah yang Freud sadari sebagai salah satu kelemahan dari teknik hipnosis. Akhirnya Freud memutuskan untuk tidak lagi menggunakan hipnosis dalam proses terapi. Freud meminta pasien untuk berbaring di sofa dan duduk di belakang sang pasien. Dengan cara tersebut, selama dialog Freud dapat melihat sang pasien, tetapi pasien tidak bisa menatap langsung Freud. Ia menyebut teknik ini sebagai psikoanalisis.
Freud yang tadinya begitu yakin akan manfaat hipnosis, langsung berganti haluan ketika secara faktual ia melihat banyaknya keterbatasa hipnosis. Psikoanalisis mengajukan pertanyaan yang sama kepada pasien yang tidak terhipnosis dan mengandalkan kepercayaan kepada pasien supaya mau membuka diri. Pada perjalanannya, teknik baru psikoanalisis yang dikemukakan Freud ini tidak serta merta diterima dan menjadi populer, namun memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat diterima secara luas. Sementara buku Freud tentang teori alam bawah sadar berjudul Die Traumdeutung hanya laku kurang dari 300 eksemplar saat diterbitkan pada tahun 1900.
Di bawah kritikan dan cercaan, Freud menunjukkan kegigihannya untuk mengembangkan teorinya, dan lahirlah pandangan Freud tentang struktur kepribadian. Freud membagi kepribadian atas tiga struktur, yakni id, ego, dan super-ego. Super-ego adalah sensor masyarakat dan keluarga untuk melawan gejolak hasrat dari id. Menurut Freud, hasil ketegangan antara id dan super-ego adalah kesadaran kita atau ego kita. Freud meyakini bahwa dorongan-dorongan id tidak pernah hilang seluruhnya. Pada diri orang yang sehat terwujud sebagai mimpi atau Freud menyebutnya sebagai kesleo lidah atau dikenal dengan istilah freudian slip yang tidak betul-betul tidak disengaja.
Setelah itu Freud juga mereka-reka teori seksualitas. Menurutnya perkembangan mental seksual dimulai sejak lahir. Freud meyakini bahwa pada awalnya bayi adalah penyuka segala (polymorphously perverse), bayi mendapat kenikmatan dari semua bagian tubuhnya. Setelah itu, bayi yang tumbuh memindahkan energi seksualnya ke bagian-bagian tubuh tertentu. Menurut Freud, pada fase oral perkembangan bayi belajar bahwa makan itu nikmat dan menjadi obsesi. Saat belajar buang air pada tempatnya, anak belajar bahwa aksi menahan buang air juga bisa menimbulkan kenikmatan, ini yang Freud sebut sebagai fase anal.
Ketika seorang anak memasuki usia puber, ia akan masuk fase terakhir yaitu fase genital, hasrat seksual sudah berada pada tempat yang tepat. Menurut Freud, jalur alami libido ini akan menemukan obyek cinta yang tepat, kecuali bila dalam perkembangannya terganggu trauma seksual. Trauma seksual yang tejadi pada masa perkembangan libido, menurut Freud dapat mengakibatkan gangguan jiwa, hal ini memunculkan penyimpangan seksual.
Pada banyak hal, Freud adalah sosok orang yang sangat anti kemapaman, tetapi dalam hal pandangan seksual rupanya dia sangat konservatif. Bagi Freud satu-satunya bentuk penyaluran libido yang sehat adalah dengan lawan jenis. Selain itu dianggapnya penyimpangan.
Teori psikoanalisis Freud tidak akan pernah dilirik, dikenal, apalagi diterima kalau saja ia tidak diundang ke Amerika. Pada tahun 1908 Freud yang saat itu belum terkenal diminta memberi rangkaian ceramah di Clark University, Worcester, dan Massachusetts. Undangan ini yang dapat dikatakan sebagai titik awal dikenalnya Freud sekaligus teori psikoanalisisnya oleh dunia. Teori psikoanalisis Freud bertahan kurang lebih ¾ abad lebih dan runtuh di awal 1980-an ketika dokter berhasil mengobati manic depressive dengan lithium. Seorang penderita manic depressive sembuh dengan lithium, setelah sebelumnya dia telah menjalani sesi psikoanalisis selama 20 tahun tanpa hasil.
Setelah cukup lama tinggal dan menetap di Viena, pada tahun 1938 Freud memutuskan untuk pindah ke London akibat ancaman dan teror dari pasukan Nazi kala itu. Selama kurun waktu tersebut, kurang lebih 16 tahun Freud menderita penyakit kanker yang menjangkit sampai akhir hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar