Kecerdasan Interpersonal
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Kecerdasan interpersonal menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Kecerdasan interpersonal merupakan “kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain” (Amstrong, 2002, hlm. 4). Kecerdasan interpersonal akan menunjukkan kemampuan anak dalam berhubungan dengan orang lain. “Kecerdasan interpersonal yang tinggi membuat orang bisa bekerjasama dengan orang lain dan melakukan sinergi untuk membuahkan hasil-hasil positif” (Lie, 2003, hlm. 8). Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, dan menyukai bekerja secara berkelompok. Kecerdasan interpersonal juga dapat diartikan sebagai kecerdasan sosial, “sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menguntungkan” (Safaria, 2005, hlm. 23). Adapun Lwin, dkk. (2008, hlm. 197) menjelaskan kecerdasan interpersonal sebagai “kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud, dan keinginan orang lain kemudian menanggapinya secara layak”.
Berdasar sejumlah pendapat tersebut dapat ditarik garis besar bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami maksud dan perasaan orang lain sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal penting dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia tidak bisa menyendiri.
Karakteristik orang yang memiliki kecerdasan interpersonal menurut Yaumi (2012, hlm. 147), antara lain:
1. Belajar dengan sangat baik ketika berada dalam situasi yang membangun interaksi antara satu dengan yang lainnya.
2. Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, semakin merasa bahagia.
3. Sangat produktif dan berkembang dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif.
4. Ketika menggunakan interaksi jejaring sosial, sangat senang melakukan chatting atau teleconference.
5. Merasa senang berpartisipasi dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan dan politik.
6. Sangat senang mengikuti acara talk show di tv atau radio.
7. Ketika bermain atau berolahraga, sangat pandai bermain secara tim daripada bermain sendiri.
8. Selalu merasa bosan dan tidak bergairah ketika bekerja sendiri.
9. Selalu melibatkan diri dalam club-club dan berbagai aktivitas ekstrakurikuler.
10. Sangat peduli dan penuh perhatian pada masalah-masalah dan isu-isu sosial.
Secara umum kecerdasan interpersonal dapat diamati dari perilaku seseorang. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat cenderung mampu beradaptasi dengan lingkungan, senang bersama-sama orang lain, dan mampu menghargai orang lain serta memiliki banyak teman.
Kecerdasan interpersonal pada diri seseorang bisa berubah dan dapat ditingkatkan. Lie (2003, hlm. 4) menyatakan bahwa “kecerdasan manusia bisa berkembang sejalan dengan interaksi manusia dengan alamnya”. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Hal-hal berikut yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak menurut Lie (2003, hlm. 123), di antaranya:
1. Ungkapkan perasaan kasih dan sayang secara eksplisit.
Anak membutuhkan kasih sayang baik dari keluarga, teman maupun orang-orang di sekitarnya. Rasa cinta dan kasih sayang yang selalu diperolehnya akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi dengan kecerdasan interpersonal yang mantap.
2. Berikan penghargaan atas setiap pemberian atau ungkapan kasih sayang anak
Anak tidak segan untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orang di sekitarnya terutama orang tua. Pelukan, ciuman, gurauan, tingkah laku manja adalah cerminan kebutuhan pengungkapan rasa kasih sayang anak. Respon yang positif terhadap ungkapan kasih sayang anak akan membuat anak merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai. Hal ini akan berpengaruh pada pengenalan diri anak dan peningkatan kecerdasan interpersonal.
3. Ajari anak untuk mengenali perasaan orang lain melalui sinyal-sinyal non verbal
Mengenali ekspresi dan gerakan tubuh orang lain sangat penting bagi anak. Anak akan belajar mengesampingkan keinginan-keinginannya dengan melihat kebutuhan orang lain.
4. Beri kesempatan anak untuk berhadapan dengan orang lain
Kemampuan berinteraksi dengan orang lain harus ditanamkan sejak dini dan secara bertahap. Orang tua maupun guru perlu membimbing dan menuntun dengan cara memberikan kesempatan untuk bertanya, berbicara, maupun melakukan interaksi dengan orang banyak.
5. Pahami kebutuhan anak akan persahabatan dengan teman sebaya dan dukung kegiatan-kegiatan positif bersama teman
Anak membutuhkan persahabatan dengan teman sebayanya. Hal-hal yang mungkin tidak dapat dilakukan dengan orang tuanya, anak dapat melakukan dengan teman-temannya. Bersama temannya, anak dapat memenuhi kebutuhan untuk bermain, didukung, dipercaya, dan diterima sebagai individu.
Referensi
Amstrong, T. (2002). Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelegence-nya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lie, A. (2003). 101 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak. Jakarta: PT Elek Media Kompetindo.
Lwin, M., dkk. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT Indeks.
Safaria (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar