Kecerdasan Kinestetik
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan menggerakan anggota tubuh. Menurut Armstrong (2002, hlm. 5) kecerdasan kinestetik adalah “kecerdasan fisik”. Lebih lanjut Yaumi (2012, hlm. 17) berpendapat bahwa kecerdasan kinestetik adalah “kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu”. Adapun Sujiono (2009, hlm. 188) mengemukakan kecerdasan kinestetik adalah “suatu kecerdasan di mana anak mampu melakukan gerakan-gerakan yang bagus pada saat berlari, menari, membangun sesuatu, semua seni, dan hasta karya”. Kecerdasan ini mencakup keterampilan khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan. Kecerdasan ini juga berhubungan dengan keterampilan untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh dan kemampuan untuk memanipulasi objek.
Berdasar sejumlah pendapat tersebut, dapat ditarik garis besar bahwa kecerdasan kinestetik adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk menggunakan seluruh anggota tubuh dalam berbagai kegiatan untuk mengasah keterampilan yang dimilikinya.
Pengembangan kecerdasan kinestetik anak adalah kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan atau keterampilan fisik motorik anak. :Tujuan dari pengembangan ini adalah mengkoordinasikan keseimbangan, kekuatan, dan kelenturan otot-otot tubuh anak” (Khadijah, 2016, hlm. 52).
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik mampu memanipulasi objek dan cerdas dalam latihan-latihan fisik. “Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan untuk menggunakan badan secara terampil, mengatasi masalah, menghasilkan prestasi, seperti para atlet, penari, dan aktor” (Khadijah, 2016, hlm. 163). Kecerdasan kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, serta keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan keakuratan menerima rangsang dan sentuhan.
Anak yang cerdas dalam kinestetik terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (lebih kuat, lebih lincah) daripada anak seusianya. Mereka cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, mengetuk-ngetuk sesuatu, suka menirukan gerak atau tingkah laku orang lain yang menarik perhatian, dan senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak, seperti memanjat, berlari, melompat, dan berguling. Selain itu, anak yang cerdas kinestetik suka menyentuh barang-barang.
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik. Gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan. Mereka cepat menguasai tugas-tugas motorik halus, seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan menulis. Mereka mempunyai kemampuan menari dan menggerakkan tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Mereka memerlukan kegiatan belajar yang bersifat kinestetik dan dinamis. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak dalam konteks pasif hendaklah dikurangi.
Strategi yang digunakan untuk mengajarkan keahlian kinestetik anak menurut Santrock (2004, hlm. 144), di antaranya:
1. Beri anak kesempatan untuk beraktifitas fisik dan ajak mereka berpartisipasi.
2. Sediakan ruangan di mana anak bisa bermain. Apabila tidak memungkinkan ajak anak ke taman.
3. Ajak anak melihat pertandingan olahraga.
4. Ajak anak berpartisipasi dalam aktivitas olahraga atau tari.
Indikator kecerdasan kinestetik anak menurut Yus (2011, hlm. 25), sebagai berikut:
Pada usia 4-5 tahun:
1. Berjalan lurus pada satu garis.
2. Berjalan mundur tanpa melihat ke belakang.
3. Berlari.
4. Memanjat dengan pijakan.
5. Lompat.
6. Loncat.
7. Melempar bola.
8. Menangkap bola.
9. Menyepak bola.
10. Mengikuti gerak sederhana, seperti berdiri, jongkok, dan sebagainya.
Pada usia 5-6 tahun:
1. Bergerak sesuai intruksi.
2. Melempar bola ke arah yang ditetapkan.
3. Menangkap dan melempar bola dengan cepat.
4. Gerakan berpindah zig-zag.
5. Loncat sejauh 1 meter.
6. Lompat setinggi 40 cm.
7. Melompat untuk menjangkau benda ke atas atau ke depan.
8. Menyepak bola ke arah yang ditentukan.
9. Berlari dengan seimbang dan dapat berhenti secara tiba-tiba.
Referensi
Armstrong, T. (2002). 7 Kinds of Smart. Jakarta: Gramedia.
Khadijah (2016). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (Teori dan Pengembangannya). Medan: Perdana Publishing.
Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.
0 komentar:
Posting Komentar