SUARAPGRI - Usulan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy agar pemerintah mengangkat 100 ribu guru honorer menjadi CPNS, mendapat tanggapan dari pengamat pendidikan Indra Charismiadji.
Indra Charismiadji meminta kepada pemerintah agar tidak asal mengangkat guru honorer menjadi CPNS. Pemerintah harus memperhatikan kualitas maupun integritas tenaga pendidik yang akan direkrut.
"Jangan karena butuh guru, lantas mengabaikan objektivitas dalam rekrutmen guru CPNS. Seleksi harus diperketat tanpa pandang bulu," kata Indra kepada JPNN, Senin (9/4).
Kualitas dan integritas guru sangat penting dalam proses mendidik siswa. Dia mencontohkan masih adanya kasus kebocoran soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Bandung yang diduga melibatkan guru.
"Sudah rahasia umumlah pembocor soal itu adalah guru. Apalagi sekarang yang susun soal Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Mestinya kan enggak perlu bocor lagi, tapi ternyata tetap bocor," pungkasnya.
Itu sebabnya dalam rekrutmen guru ini harus melalui prosedur yang berlaku. Jangan sampai ada guru yang direkrut tanpa seleksi.
"Harus disaring dan disaring lagi. Guru PNS sekarang enak karena gajinya besar. Jangan sampai negara membayar guru yang berintegritas rendah dan tidak berkualitas" tuturnya.
Diberitakan pada sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy menginginkan, dalam rekrutmen CPNS tahun ini, agar ada alokasi 100.000 CPNS untuk guru.
Saat ini ada sekitar 736 ribu guru honorer. Jika Kemenpan-RB menyetujui ada 100.000 guru honorer diangkat jadi CPNS, maka diperlukan waktu tujuh tahun agar semua guru honorer bisa diangkat jadi CPNS.
Menteri Muhadjir khawatir jika Kemenpan-RB tidak menyetujui membuka lowongan 100 ribu CPNS dari guru honorer tahun ini, maka permasalah guru honorer akan semakin berlarut.
(sumber: jpnn.com)
Indra Charismiadji meminta kepada pemerintah agar tidak asal mengangkat guru honorer menjadi CPNS. Pemerintah harus memperhatikan kualitas maupun integritas tenaga pendidik yang akan direkrut.
"Jangan karena butuh guru, lantas mengabaikan objektivitas dalam rekrutmen guru CPNS. Seleksi harus diperketat tanpa pandang bulu," kata Indra kepada JPNN, Senin (9/4).
Kualitas dan integritas guru sangat penting dalam proses mendidik siswa. Dia mencontohkan masih adanya kasus kebocoran soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Bandung yang diduga melibatkan guru.
"Sudah rahasia umumlah pembocor soal itu adalah guru. Apalagi sekarang yang susun soal Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Mestinya kan enggak perlu bocor lagi, tapi ternyata tetap bocor," pungkasnya.
Itu sebabnya dalam rekrutmen guru ini harus melalui prosedur yang berlaku. Jangan sampai ada guru yang direkrut tanpa seleksi.
"Harus disaring dan disaring lagi. Guru PNS sekarang enak karena gajinya besar. Jangan sampai negara membayar guru yang berintegritas rendah dan tidak berkualitas" tuturnya.
Diberitakan pada sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy menginginkan, dalam rekrutmen CPNS tahun ini, agar ada alokasi 100.000 CPNS untuk guru.
Saat ini ada sekitar 736 ribu guru honorer. Jika Kemenpan-RB menyetujui ada 100.000 guru honorer diangkat jadi CPNS, maka diperlukan waktu tujuh tahun agar semua guru honorer bisa diangkat jadi CPNS.
Menteri Muhadjir khawatir jika Kemenpan-RB tidak menyetujui membuka lowongan 100 ribu CPNS dari guru honorer tahun ini, maka permasalah guru honorer akan semakin berlarut.
(sumber: jpnn.com)
0 komentar:
Posting Komentar