Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri telah menerbitkan Surat Edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2018, yang ditujukan kepada para gubernur dan para bupati atau walikota se-Indonesia pada 8 Mei 2018.
Dalam Surat Edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018 itu disebutkan, pemberian THR Keagamaan bagi pekerja atau buruh merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
Berdasarkan Surat Edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018, dinyatakan bahwa THR buruh diberikan kepada:
a. Pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih;
b. Pekerja atau buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
Adapaun besaran THR Keagamaan adalah:
a. Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah;
b. Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan THR 2018 secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja/12 bulan x 1 bulan upah.
Bagi pekerja atau buruh yang berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:
a. Pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terkahir sebelum hari raya keagamaan;
b. Pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerja.
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa, bagi perusahaan yang telah menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana yang dimaksud, maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja sesuai dengan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan.
Dalam surat edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembayaran THR Tahun 2018 juga ditegaskan bahwa THR Wajib dibayar 7 Hari sebelum Hari Raya.
Pemberian THR paling sedikit sekali dalam satu tahun yang pembayarannya disesuaikan denggan hari raya keagamaan masing-masing pekerja atau buruh.
sumber
Semoga bermanfaat.
Silahkan dibagikan!
Dalam Surat Edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018 itu disebutkan, pemberian THR Keagamaan bagi pekerja atau buruh merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
Berdasarkan Surat Edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018, dinyatakan bahwa THR buruh diberikan kepada:
a. Pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih;
b. Pekerja atau buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
Adapaun besaran THR Keagamaan adalah:
a. Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah;
b. Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan THR 2018 secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja/12 bulan x 1 bulan upah.
Bagi pekerja atau buruh yang berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:
a. Pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terkahir sebelum hari raya keagamaan;
b. Pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerja.
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa, bagi perusahaan yang telah menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana yang dimaksud, maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja sesuai dengan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan.
Dalam surat edaran Menaker Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembayaran THR Tahun 2018 juga ditegaskan bahwa THR Wajib dibayar 7 Hari sebelum Hari Raya.
Pemberian THR paling sedikit sekali dalam satu tahun yang pembayarannya disesuaikan denggan hari raya keagamaan masing-masing pekerja atau buruh.
sumber
Semoga bermanfaat.
Silahkan dibagikan!
0 komentar:
Posting Komentar