Model Pembelajaran Time Token
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Model pembelajaran time token merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Menurut Arends (1998) model ini dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa yang diam sama sekali. Adapun Idris (dalam Napitupulu, 2015, hlm. 25) mengemukakan bahwa “model pembelajaran time token adalah model pembelajaran yang digunakan untuk menghindari sikap siswa yang mendominasi pembicaraan dan sikap diam sama sekali”.
Model pembelajaran time token memiliki stuktur pengajaran yang cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Dengan demikian, model pembelajaran time token adalah model pembelajaran yang lebih mengarahkan pada keaktifan siswa dengan adanya tanggung jawab pada kartu bicara time token yang dipegang sehingga siswa dapat menyampaikan pendapat menurut pemikirannya sendiri.
Model pembelajaran time token sangat penting bagi guru untuk mengatasi kondisi kelas yang siswanya mengalami masalah terhadap keterampilan sosial yang mencakup tentang pendominasian, pendiam, dan tidak berani mengutarakan pendapat saat diskusi kelompok. Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran time token dapat dijabarkan, sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi.
3. Guru memberikan setiap kupon berbicara dengan waktu 30 detik dan setiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan.
4. Bila selesai berbicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan pada guru. Sehingga semua siswa memiliki hak bicara yang sama dan sampai semua siswa berbicara atau berpendapat.
5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi.
6. Guru menutup pembelajaran.
Model pembelajaran time token memiliki sejumlah kelebihan, yakni:
1. Semua siswa aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam diskusi.
2. Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa yang pemalu dan sukar berbicara.
3. Semua siswa mendapat waktu bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.
4. Semua siswa mendapat kesempatan untuk menggali dan mengemukakan ide-idenya sehingga pada kondisi seperti apapun ikut terlibat memahami materi pembelajaran.
Sedangkan kelemahan dari penggunaan model pembelajaran time token, antara lain:
1. Siswa yang memiliki banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang diberi terbatas.
2. Adanya keharusan mengemukakan ide, penampilan ide kurang maksimal atau hanya mengemukakan pendapat kelompoknya sehingga kurang menguasai materi.
Referensi
Arends, R. I. (1998). Classroom Instuctional and Management. New York: MC Grow Hill. Inc.
Napitupulu, T. S. (2015). Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan melalui Penerapan Model Pembelajaran Time Token pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 2 Medan. Jurnal Educational Building, 1(1), hlm. 23-33.
0 komentar:
Posting Komentar