Tari Oleg Tamulilingan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Tari oleh tamulilingan merupakan sebuah seni tari yang berasal dari daerah Tabanan, Bali. Tari ini diciptakan oleh seorang seniman seni tari yang terkenal di lingkungan masyarakat Bali, yakni I Ketut Maryo.
Pada mulanya tarian ini diberi judul tumulilingan mangisap sari. Pertama kali dipentaskan untuk menjamu kurang lebih 120 anggota Delegasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir Juli 1921 di Peliatan, Ubud, seusai mengadakan konferensi di Hotel Denpasar, Bali.
Berdasar sejarahnya, tarian ini baru selesai digarap pada tahun 1952 atas permintaan John Coast, seorang seniman berkebangsaan Amerika. Pada tahun 1951, John Coast berkeinginan membawa misi kesenian ke Eropa dan Amerika Serikat. Kala itu ia meminta I Ketut Maryo dan anaknya Agung Gede Mandera untuk menciptakan sebuah tarian baru melengkapi gong peliatan yang pada saat itu telah memiliki tari janger dan legong keraton. Setelah sekian waktu berselang, I Ketut Maryo berhasil menciptakan sebuah tari baru yang merupakan kolaborasi gerak tari yang berasal dari tarian ballet, tari legong, dan tari kebyar duduk. Kala itu ditarikan oleh seniman seni tari bernama Ni Gusti Ayu Raka Rasmin dan I Sampih.
Tari oleg tamulilingan diciptakan untuk menggambarkan gerak-gerik binatang pengisap madu, yaitu tamulilingan yang dalam setiap gerakannya menampilkan gerakan yang sangat indah dan lemah gemulai sebagaimana layaknya seekor kumbang yang sedang bermain di taman bunga sembari mengisap madu.
Pada perkembangannya tari oleg tamulilingan menjadi begitu terkenal di kalangan remaja dan terbukti bahwa sebuah karya seni yang diciptakan berdasarkan nilai seni tinggi tidak pernah lekang oleh waktu dan selalu dikenang sepanjang masa. Tari oleg tamulilingan merupakan tari hiburan. Jika dipentaskan di Pura, tari ini hanya sebagai hiburan, tidak terkait dengan upacara di Pura. Tari ini juga sering dipentaskan untuk hiburan pada acara-acara di hotel-hotel maupun di instansi pemerintah.
Pada upaya pelestariannya dinas kebudayaan dan pariwisata setempat secara khusus sempat menggelar lomba tari oleg tamulilingan yang para pesertanya diikuti oleh para remaja yang berasal dari berbagai kota se-Bali. Tingginya minat remaja mengikuti lomba tarian ini didasari bahwa para remaja memahami betul dalam setiap gerakan tarian oleg tamulilingan memiliki karakter dan ciri khas tersendiri yang tidak ditemukan dalam jenis tarian lainnya. Para remaja merasa tertantang untuk dapat menjadi yang terbaik sebab sangatlah sulit untuk dapat menarikan tari oleg tamulilingan dengan sempurna.
Tari oleg tamulilingan diawali dengan keluarnya penari wanita dengan gerakan ngegol perlahan, sedangkan kedua tangan memegang selendang ke atas lalu memungkah lawang agem kanan, nyeledet, menganggukan kepala. Keluwesan penari wanita diperlihatkan dengan nyeleog perlahan-lahan lalu agem kiri. Kaki penari wanita harus bisa mempermainkan lancingan agar lancingan tidak melilit kaki. Gerakan duduk metimpuh diikuti gerakan tangan dan seledet mata yang amat dinamis. Gerakan metimpuh ini diakhiri dengan gerakan badan nyeleog ke kanan nyeleog kiri, berdiri agem kanan. Mata nyeledet kanan, pecuk alis menganggukan kepala. Pindah agem kiri, pecuk alis menganggukan kepala. Berjalan ngegol, kaki ngenteb, lalu tangan nyilang di dada dengan ngegol perlahan. Berganti dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang selendang ke atas ngegol, gerakan ini diulangan tiga kali.
Selanjutnya gerakan duduk metimpuh, gerakan tangan ngejet, seledet kanan, seledet kiri. Diakhiri dengan gerakan tangan kiri ditaruh di lutut dan tangan kanan ditaruh di pinggang. Saat penari wanita duduk, masuklah penari laki-laki. Tangan kiri memegang kancut, tangan kanan memegang atau memainkan kipas, kaki melangkah perlahan kanan dan kiri, agem kanan pecuk alis menganggukan kepala, nyeledet kanan elog-elog. Sementara penari wanita berdiri lalu menghadap ke penari laki-laki (berhadap-hadapan). Dilakukan pertukaran tempat sebanyak dua kali.
Busana dan atribut yang digunakan penari perempuan pada tari oleg tamulilingan, yakni gelungan, bungan semelat imitasi, sanggul dengan rambut panjang, sabuk prada, tutup dada, badung renteng, ampok-ampok, gelang kana, dan selendang. Sedangkan penari laki-laki menggunakan ledeng, kain kekancutan, sabuk prada, tutup dada, bedong laki-laki, bedong renteng, ampok-ampok, gelang kana, dan kipas.
Tari oleg tamulilingan menggunakan iringan musik dari berbagai alat musik, seperti gangse pemade, gangse kantilan, kenyur, dublag, jegogan, barangan, kendang, kempul, cengceng kecil, gong, bende, dan suling.
0 komentar:
Posting Komentar