Lingkungan Sekolah
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Selain itu, sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu “sarana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kurikuler, dan lain sebagainya” (Sukmadinata, 2004, hlm. 164).
Menurut Sukmadinata (2004, hlm. 164) “lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya”. Lebih lanjut Dalyono (2009, hlm. 59) mengemukakan bahwa “keadaan sekolah turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar”.
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan siswa. Sekolah merupakan tempat kedua selain keluarga dalam pembentukan karakter dan pribadi anak. Menurut Hasbullah (2006, hlm. 34-35) fungsi lingkungan sekolah, antara lain:
1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
2. Mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, menyampaikan pengetahuan, dan melaksanakan pendidikan kecerdasan.
3. Spesialisasi
Semakin meningkatnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial, sekolah juga sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
4. Efesiensi
Keberadaan sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien.
5. Sosialisasi
Sekolah membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang beradaptasi dengan baik di masyarakat.
6. Konservasi dan transmisi kultural
Ketika memasuki lingkungan sekolah, anak mendapat kesempatan untuk melatih kemandirian dan bertanggungjawab sebagai persiapan sebelum hidup di masyarakat.
Menurut Tu’u (2004, hlm. 18) faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah, di antaranya:
1. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik. Melalui ilmu dan keterampilan yang dimiliki, guru dapat menjadikan siswa menjadi individu yang cerdas dan disiplin.
2. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata rapi, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen yang penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan belajar.
3. Kondisi gedung
Kondisi gedung meliputi kondisi yang kokoh, ventilasi udara yang baik, sinar matahari dapat masuk, penerangan lampu yang cukup, dan ruang kelas yang luas merupakan komponen penting yang perlu diperhatikan. Apabila suasana ruang gelap, ruangan sempit, tidak ada ventilasi, dan gedung rusak akan menjadikan proses belajar yang kurang baik sehingga membuat proses belajar menjadi terhambat.
Referensi
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah (2006). Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar. Jakarta: Grasindo.
0 komentar:
Posting Komentar