Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Sistem informasi manajemen pendidikan memiliki arti sekumpulan orang, seperangkat pedoman, dan pemilihan peralatan pengolahan data, menyimpan, mengolah, dan memakai data untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dengan memberikan informasi agar dapat dimanfaatkan pada waktunya secara efisien. Menurut Holmes (dalam Taufiq, 2013, hlm. 58) sistem infromasi manajemen pendidikan adalah “sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen pendidikan guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitikberatkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, dan pengawasan pada semua tahap”. Menurut Rochaety, dkk. (2005, hlm. 12) sistem informasi manajemen pendidikan adalah “perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan”.
Sistem informasi manajemen pendidikan merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk mengelola informasi pendidikan. Keterlibatan sistem ini untuk menunjan efisiensi dan efektifitas kegiatan dan layanan pendidikan. Sistem informasi manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi, kontrol kualitas, dan kerjasama dengan pihak lain. Penerapan sistem ini “harus seimbang antara infrastruktur teknologi informasi yang tersedia dengan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya organisasi lainnya” (Yakub dan Hisbanarto, 2014, hlm. 59).
Kriteria sistem informasi manajemen pendidikan yang baik menurut Rochaety, dkk. (2005, hlm. 6), antara lain:
1. Tepat waktu (timeliness)
Informasi datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai niilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
2. Relevan (relevance)
Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda-beda.
3. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.
Sejumlah manfaat sistem informasi manajemen pendidikan menurut Taufiq (2013, hlm. 63), di antaranya:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara cepat dan akurat bagi para pemakai.
2. Menjamin persediaan kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8. Mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan.
Adapun komponen sistem informasi manajemen pendidikan menurut Faisal (2008, hlm. 172-173), yakni:
1. Perangkat keras
Perangkat keras terdiri atas: unit komputer, unit penyimpanan, unit pencetak, unit scan, unit modem, unit wifi, unit router, unit hub/switch hub.
2. Perangkat lunak
a. Sistem perangkat lunak umum, sistem operasional, dan sistem manajemen data.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan sistem pendukung keputusan.
c. Aplikasi perangkat lunak khusus, seperti aplikasi.
3. Database
Database berupa file yang berisi program dan sub program sebagai media penyimpan, manipulasi, editing, dan sebagainya.
4. Prosedur
Buku panduan, intruksi, dan tata tertib, seperti:
a. Instruksi persiapan masuk jaringan.
b. Instruksi pemakai.
5. Petugas
Petugas yang mengurusi sistem informasi manajemen pendidikan, seperti operator komputer, analis sistem, programmer, operator data entry, dan manajer.
Menurut Yakub dan Hisbanarto (2014, hlm. 55) tingkatan sistem informasi manajemen pendidikan, yakni:
1. Tingkat perencanaan strategis, merupakan tingkatan manajemen yang tertinggi pada hierarki organisasi, seperti kepala sekolah.
2. Tingkat pengendalian manajemen atau tingkat pengendalian operasional, merupakan tingkatan manajemen menengah, seperti wakil kepala sekolah. Tingkatan ini memiliki tanggung jawab melaksanakan rencana dan memastikan pencapaian tujuan organisasi.
3. Tingkat perencanaan operasional atau tingkat pengendalian operasi, merupakan tingkatan manajemen, seperti operator. Tingkatan ini bertanggung jawab melaksanakan rencana kegiatan yang telah ditetapkan.
Aktivitas sistem informasi secara umum menurut Yakub dan Hisbanarto (2014, hlm. 42) meliputi:
1. Input data
Data mengenai transaksi yang harus ditangkap dan disiapkan melalui aktivitas input. Input biasanya berbentuk aktivitas entry data (pencatatan dan pengeditan). Para pemakai biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem komputer atau mencatat data dari beberapa jenis media fisik. Aktivitas edit untuk memastikan bahwa data telah dicatat dengan benar.
2. Pemrosesan data
Pemrosesan data, seperti perhitungan, perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran. Aktivitas ini untuk mengatur, menganalisis, memanipulasi data, dan mengubahnya ke dalam informasi.
3. Output data
Informasi dalam berbagai bentuk yang dikirim kepada pemakai akhir. Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menghasilkan produk informasi atau keluaran yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi umumnya meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar yang disediakan melalui tampilan video, audio, kertas, dan multimedia.
4. Penyimpanan data
Penyimapanan data adalah sistem dasar informasi. Penyimpanan adalah aktivitas sistem informasi tempat data atau informasi disimpan secara teratur. Hal ini diperlukan untuk memfasilitasi penggunaan di masa mendatang untuk pemrosesan atau penarikan data ketika dibutuhkan.
5. Pengendalian sistem informasi
Pengendalian sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai aktivitas input, proses, output, dan penyimpanan. Umpan balik harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem telah dapat memenuhi standar kinerja yang tepat ditetapkan atau belum.
Referensi
Faisal, M. (2008). SIM Jaringan. Malang: UIN Malang Press.
Rochaety, E., dkk. (2005). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Taufiq, R. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yakub, & Hisbanarto, V. (2014). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar