Dampak Media Sosial terhadap Pendidikan Anak
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Perkembangan media sosial kian hari kian meningkat. Pada perkembangan sosial media ini, “bermunculan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berbasis elektronik” (Uno, 2010, hlm. 57). “Tidak terkecuali dalam menyajikan bahan pembelajaran melalui internet, seperti surat elektronik” (Su’ud, 2008, hlm. 212).
Menurut Elvinaro (2007, hlm. 103) “pada dasarnya media sosial sama dengan media massa”. Secara umum media sosial didefinisikan sebagai media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web, yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Secara umum media sosial memiliki ciri adanya keterbukaan dialog antar para pengguna. Media sosial dapat diubah oleh waktu dan diatur ulang oleh pembuatnya, atau dalam beberapa situs tertentu dapat diubah oleh suatu komunitas. Media sosial juga menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan orang berkomunikasi melalui Short Message Service (SMS) atau telpon lewat handphone. Namun, dengan adanya media sosial, orang cenderung berkomunikasi melalui layanan obrolan (chat) atau berkirim pesan lewat layanan yang tersedia di media sosial.
Sejumlah karakteristik media sosial, dijabarkan sebagai berikut:
1. Partisipasi
Partisipasi ini mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau berminat menggunakannya, hingga mengaburkan batas antara media dan audience.
2. Keterbukaan
Kebanyakan media sosial terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui sarana-sarana voting, komentar, dan berbagi informasi. Jarang sekali ditemui batasan untuk mengakses dan memanfaatkan isi pesan.
3. Perbincangan
Media sosial memungkinkan terjadinya perbincangan antar pengguna secara dua arah.
4. Komunitas
Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas-komunitas secara cepat dan berkomunikasi secara efektif tentang beragam isu/kepentingan.
5. Keterhubungan
Mayoritas media sosial tumbuh karenan kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna, melalui fasilitas tautan (link) ke website, sumber-sumber informasi, dan pengguna lain.
Lebih lanjut Arsyad (1995, hlm. 31-32) mengemukakan sejumlah karakteristik media yang dihasilkan media sosial atau teknologi berbasis komputer, antara lain:
1. Dapat digunakan secara acak.
2. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakan.
3. Biasanya gagasan yang disajikan berbentuk simbol dan grafik.
4. Dapat melibatkan interaksi tinggi dari siswa.
Di tengah era globalisasi, tidak dapat dipungkiri hadirnya media sosial semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, media sosial juga menghapuskan batasan-batasan dalam bersosialisasi. Pada media sosial tidak terdapat batasan ruang, waktu, dan dengan siapa kita berkomunikasi. Maka, media sosial memiliki pengaruh besar dan berdampak pada kehidupan seseorang, tidak terkecuali bagi pendidikan anak.
Adapun dampak positif media sosial terhadap pendidikan anak, di antaranya:
1. Mempermudah kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi dengan teman sekolah mengenai tugas.
2. Mencari dan menambah teman atau bertemu kembali dengan teman lama. Baik itu teman di sekolah, di lingkungan bermain maupun teman yang bertemu melalui media sosial.
3. Menghilangkan kepenatan belajar, misalnya mengomentari status orang lain yang terkadang lucu dan menggelitik, bermain game, dan sebagainya.
Sedangkan dampak negatif media sosial terhadap pendidikan anak, antara lain:
1. Berkurangnya waktu belajar, karena keasyikan menggunakan media sosial.
2. Menganggu konsentrasi belajar di sekolah, ketika siswa sudah mulai bosan dengan pembelajaran, siswa biasanya mengakses sosial media semaunya.
3. Menganggu kesehatan, terlalu banyak menatap layar handphone atau komputer dapat menganggu kesehatan mata.
Maka berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media sosial akan berdampak positif jika penggunanya menggunakan media sosial untuk hal-hal yang baik dan pada waktu yang tepat, sebaliknya apabila pengguna media sosial menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak baik dan pada waktu belajar, media sosial akan berdampak negatif pada pendidikan anak.
Referensi
Arsyad, A. (1995). Media Pengajaran. Banda Aceh: Rajawali Pers.
Elvinaro, A. (2007). Komunikasi Masa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Su’ud, U. S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Uno, H. B. (2010). Teknologi Komunikasi dan Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar