Pengetahuan Dasar Anggar untuk Anak Sekolah Dasar
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Anggar merupakan salah satu bentuk olahraga bela diri yang melibatkan pedang sebagai alat utama dalam olahraga tersebut. Olahraga anggar telah ada di zaman Mesir Kuno dibuktikan terdapat pada relief candi Luxor yang diperkirakan berasal dari abad 119 Sebelum Masehi (SM). Pada relief tersebut digambarkan adegan anggar menggunakan pedang. Pada relief tersebut juga digambarkan bahwa para peserta pertandingan sudah menggunakan pengaman berupa penutup wajah dan pelindung pada ujung pedang agar tidak mencelakakan lawan.
Seiring perkembangan zaman, olahraga anggar yang semula menggunakan pedang yang berat dan pakaian perang, kini telah berubah, dibuatlah senjata ringan dan langsing sehingga mudah digunakan. Pada abad ke-15, di Eropa didirikan sekolah anggar yang memunculkan jago-jago anggar, seperti Marxbruder dari Frankfurt. Sejak saat itu, perkembangan olahraga anggar di Eropa sangat pesat dan terus meluas ke benua-benua lain di seluruh dunia. Pertandingan anggar masuk olimpiade sejak tahun 1924.
Olahraga anggar masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Pada waktu itu, setiap tentara Belanda diwajibkan untuk mempunyai kemampuan menggunakan pedang yang tujuannya untuk berperang. Latihan untuk menggunakan senjata pedang, yakni latihan anggar. Olahraga anggar pertama kali dipertandingkan di Indonesia pada pekan olahraga pertama di Solo, Jawa tengah pada tahun 1948. Sampai sekarang olahraga anggar selalu diikutsertakan, baik dalam olahraga yang berskala tingkat nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), maupun olahraga tingkat internasional, seperti olimpiade.
Olahraga anggar adalah olahraga yang menonjolkan ketangkasan. Baik ketangkasan gerak maupun ketangkasan keterampilan dalam menggunakan senjata. Cara permainannya memakai teknik seperti memotong, menangkis, dan menusuk. Lapangan anggar berbentuk persegi panjang seluas 14 x 1,5 meter. Setiap pemain dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus yang dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang digunakan untuk mendeteksi jika terkena tusukan, sehingga memudahkan dalam penilaian. Pada setiap pertandingan digunakan sistem eliminasi langsung.
Adapun alat dan fasilitas permainan anggar terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Lapangan pertandingan anggar
Lapangan pertandingan anggar berbentuk persegi panjang seluas 14 x 1,5 meter. Lapangan pertandingan anggar dapat terbuat dari kayu linolcum, gabus, karet, plastik, lubang mata metalik, logam atau bahan campuran metal dengan kelengkapan sebagai berikut:
a. Meja untuk alat listrik.
b. Garis jaga.
c. Batas belakang.
d. Garis tengah.
e. Dua meter sisa jalur.
f. Perpanjangan jalur.
g. Dua meter area sinyal.
2. Pakaian anggar
Pakaian atlet anggar harus memenuhi syarat berikut:
a. Peralatan dan pakaian harus memberikan pemain anggar perlindungan maksimum yang pas dan bebas bergerak.
b. Jangan sampai lawan terluka oleh peralatan.
c. Semua pakaian harus putih, kecuali strip garis warna panjang lengan jaket pemain anggar dan lebarnya tidak boleh lebih dari 3 cm, harus dibuat dari bahan yang cukup kuat dan mudah dibersihkan.
Pakaian atlet anggar harus terbuat dari bahan berikut:
a. Pakaian harus dibuat dari bahan yang tahan pada 800 Newton. Perhatian khusus harus diberikan agar jahitan di bawah ketiak tidak robek.
b. Bagian jaket harus melebihi bagian belakang sekurangnya 10 cm saat pemain anggar dalam posisi siap.
c. Bagian belakang harus dikencangkan di bawah lutut.
d. Pemain anggar harus memakai kaus kaki putih yang menutupi kaki sampai belakang. Kaus kaki ini harus dipasang sedemikian rupa agar tidak dapat lepas. Pemain anggar diizinkan untuk mengenakan kaus kaki dengan sekelilingnya menunjukkan warna tim setinggi 10 cm.
e. Pada seluruh bagian pakaian menutup secara penuh kurang lebih separuh depan pedang lawan untuk mencegah mata pedang lawan masuk ke dalam lengan jaket.
f. Masker harus dibuat dengan kawat nyamuk dengan ketebalan minimum 1 mm dan maksimum 2,1 mm.
3. Senjata anggar
Senjata anggar terbagi atas tiga macam, yakni:
a. Floret (foil)
Floret merupakan pedang yang berbentuk langsing, lentur, dan ringan. Ujungnya datar atau bulat, tumpul, dan perpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratnya 500 gram. Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan jenis lainnya. Ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.
b. Saber (sabre)
Saber merupakan pedang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti parang kecil, semakin ke atas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hinga tidak meruncing. Beratnya 500 gram, perlindungan penuh menutupi tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang dan bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.
c. Degen (epée)
Degen merupakan pedang berbentuk segitiga dan berparit. Pada pangkalnya tebal dan samping ke ujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk.
Teknik dasar bermain anggar, di antaranya:
1. The salute/solute (sikap hormat)
Sikap hormat merupakan salah satu keutamaan yang dilakukan sebelum peanggar memulai bertanding, baik dalam bentuk latihan sparring partner atau kompetisi resmi. Sikap hormat merupakan proses yang menyangkut pertemanan/persahabatan. Gerak hormat dilakukan setelah pemain berdiri tegak di atas landasan anggar.
Urutan gerak hormat, sebagai berikut:
a. Ujung pedang diletakkan di bagian bawah depan, menunjuk ujung kaki kanan atau ujung kaki kiri bagi pemain kidal.
b. Pedang diangkat dengan menekukkan tangan hingga pedang berada di muka wajah dengan ujung pedang mengarah ke atas.
c. Masker/topeng anggar dipegang di samping badan.
d. Hormat dilakukan ke beberapa penjuru yang ditujukan kepada wasit, penonton, dan antar pemain.
2. The guard/on guard (posisi kuda-kuda)
Posisi kuda-kuda dijabarkan sebagai berikut:
a. Jarak kaki antara kaki depan dan belakang sekitar 15 cm dengan sudut kaki 90 derajat.
b. Posisi tumit kaki depan dan belakang pada satu garis yang sama.
c. Kaki depan lurus menunjuk ke arah lawan, sedang kaki yang belakang adalah memutar pada sudut 90 derajat.
d. Atur berat badan sehingga seimbang terhadap masing-masing kaki, jadi tidak tertumpu pada salah satu kaki.
e. Lengan tangan bagian atas lurus/sejajar dengan bahu kiri, sedangkan lengan bawah membentuk suatu sudut 90 derajat.
f. Menekuk pergelangan tangan, menjaga posisi tangan tersebut sedikit terbuka, dan menunjuk ujung tangan mengarah ke arah lawan.
3. Advance (step maju)
Step maju dijelaskan sebagai berikut:
a. Advance adalah gerak yang dibuat untuk bergerak maju ke depan dengan kaki kanan, dengan tumit kaki bergerak menyentuh lantai dan kaki depan adalah yang pertama mendarat ke lantai dan dengan seketika diikuti oleh langkah kaki kiri.
b. Penyelesaian langkah kaki kanan, ketika bergerak ke bawah kepada lantai, dikoordinir dengan gerakan kaki kiri, membiarkan kedua kaki untuk bergerak di atas lantai secara serempak.
c. Ketika melakukan advance, pemain anggar harus memastikan bahwa lutut dibengkokan dan sudut siku-siku yang memposisikan kaki dijaga. Kaki tidak boleh meluncur atau menyeret ke lantai.
4. Retreat (step mundur)
Step mundur merupakan gerakan yang dilakukan dalam mengantisipasi suatu serangan. Ini merupakan sistem untuk perlindungan dalam gerak bertahan. Pemain anggar yang bertahan pada posisinya, membentuk pertahanan dengan cepat dalam menentukan posisi senjata lawan agar dapat mengelak dengan aman dari serangan lawan.
5. The lunge (serang)
Gerakan serang mulai dibentuk dengan memposisikan gerakan penuh ke depan kaki depan yang diimbangi dengan posisi yang stabil, bersama-sama dengan lengan tangan diluruskan penuh sebagai ancaman lurus dan mengarah ke lawan, menciptakan suatu power maju dengan tolakan kaki belakang sehingga bergeraknya badan.
Pergerakan ini diawali oleh suatu gerak meluruskan lengan tangan yang memegang pedang, yang menjangkau dengan ujung pedang untuk mengarahkan dan menusuk lawan pada area target.
Bersamaan waktu dengan tangan yang memegang pedang, kaki dilontarkan menjangkau lurus ke depan dalam mencapai gerak penuh, dengan tumit kaki depan mendarat ke tanah terlebih dahulu yang akhirnya akan jatuh dalam posisi serangan penuh.
Suatu gerakan serang sempurna akan meninggalkan lengan tangan, bahu, pinggul, dan tinggi paha kanan, sejajar dengan lantai. Kepala akan tegak lurus sejajar tulang belakang, yang sedikit condong dari badan vertikalnya sepanjang gerak tersebut.
Lutut harus secara langsung sejajar di atas tumit, dengan kaki yang menunjuk ke arah depan. Pada posisi ini, pemain anggar harus mampu untuk mengimbangi pemain lawan atau mundur kepada posisi bersiap/kuda-kuda.
6. Footwork (gerak langkah)
Pada permainan anggar, mobilitas merupakan hal yang penting untuk seorang peanggar, kombinasi gerak kaki memerlukan analisis dan studi seksama. Kombinasi gerak kaki adalah tindakan maju atau mundur dan digunakan peanggar untuk memperoleh atau memelihara jarak dengan lawan, atau untuk mengukur jangkauannya. Cara kombinasi gerak kaki adalah dengan memperhitungkan mobilitas dan fokus ke gerakan anggar. Melalui cara mengatur kaki, pemain anggar dapat menjadi pengendali dalam menjaga kendali jarak, tidak pernah membiarkan lawan untuk mencetak angka.
7. Parry (tangkisan)
Menangkis dapat digambarkan sebagai suatu gerak bertahan dengan memagari atau membelokkan suatu serangan anggar dari area target untuk mencegah suatu sentuhan sah yang mengakibatkan lawan mendapat poin.
8. The disengagement (mengelak)
Pengelakan merupakan salah satu teknik yang diperlukan ketika hendak menghindari pedang dari lawan. Bagian lengan harus lentur ketika melakukan teknik ini dan lakukan perluasan pada gerakan lengan yang dikombinasikan dengan gerakan senjata.
Biasanya, para pemain anggar melakukan pengelakan dengan mengelakkan senjata atau pedang lawan dari sisi pedang dan mengangkatnya ke sisi sebaliknya/berlawanan, namun sambil mengimbangi daya dorongnya.
0 komentar:
Posting Komentar